16 June 2018

AEROMONAS HYDROPHILLA BAKTERI PENYEBAB KEMATIAN MASAL

Keberhasilan budidaya ikan terkait dengan pemeliharaan lingkungan dan daya tahan organisme budidaya terhadap serangan bakteri patogen. Salah satu bakteri yang umum dijumpai pada ekosistem perairan dan mempunyai peranan sebagai microbial flora bagi organisme air pada kondisi lingkungan yang stabil yaitu bakteri Aeromonas hydrophila. Dimana bakteri tersebut bersifat patogen pada ikan air tawar seperti ikan nila pada kondisi kualitas air yang buruk. Selain itu bakteri Aeromonas hydrophila memiliki kemampuan osmoregulasi yang tinggi dimana mampu bertahan hidup pada perairan tawar, perairan payau dan laut yang memiliki kadar garam tinggi dengan penyebaran melalui air, kotoran burung, saluran pencernaan hewan darat dan hewan amfibi serta reptil.

Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya intensif adalah penyakit ikan. Dimana menimbulkan kerugian ekonomi bagi para pembudidaya ikan. Salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada organisme budidaya adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophilla, dimana merupakan bakteri patogen penyebab penyakit “Motil Aeromonas Septicemia” (MAS), terutama untuk spesies ikan air tawar di perairan tropis 

Bakteri Aeromonas hydrophila  merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit yang berbahaya pada budidaya ikan air tawar. Bakteri tersebut banyak menyerang ikan mas yang merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar dan dapat menginfeksi ikan pada semua ukuran yang dapat menyebabkan kematian hingga mencapai 80%, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar 
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada ikan khususnya yang disebabkan oleh A. hydrophila mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980, dimana bakteri ini menyebabkan wabah penyakit pada ikan karper di wilayah Jawa Barat dan menyebabkan kematian sebanyak 125 ton. Di tahun yang sama kejadian serupa juga terjadi dan menyerang spesies ikan mas, penyakit tersebut dikenal dengan penyakit `Ulcerative disease` atau penyakit borok/penyakit merah yang mengakibatkan kematian sekitar kurang lebih

Bakteri Aeromonas hydrophila termasuk bakteri gram negatif, dimana mempunyai karakteristik berbentuk batang pendek, bersifat aerob dan fakultatif anaerob, tidak berspora, motil,  mempunyai satu flagel, hidup pada kisaran suhu 25-300C.  Jika organisme terkena serangan bakteri maka akan mengakibatkan gejala penyakit hemorhagi septicaemia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: terdapat luka dipermukaan tubuh, insang, ulser, abses, dan perut gembung. Tidak hanya menyerang organisme budidaya seperti ikan, tetapi penyakit ini juga menyerang manusia dimana menyebabkan infeksi pada gastroenteristis, diare dan extra intestinal pada manusia. Bakteri Aeromonas hydrophyla sangat mempengaruhi usaha budidaya ikan air tawar dan seringkali menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian yang  tinggi (80 – 100 %) dalam kurun waktu yang singkat (1 – 2 minggu). Sehingga sangat merugikan petani ikan dalam usaha budidaya ikan. Tingkat virulensi dari bakteri

A. hydrophila  dapat  menyebabkan kematian ikan  tergantung dari racun  yang dihasilkan. Didalam tubuh bakteri Aeromonas hidrophyla terdapat Gen Aero dan hlyA yang bertanggung jawab dalam memproduksi racun aerolysin dan hemolysin dimana Aerolisin merupakan protein extraseluler yang diproduksi oleh beberapa strain  A. hydrophila yang bisa larut, bersifat hydrofilik dan mempunyai sifat hemolitik serta sitolitik.  Mekanisme racun Aerolysin pada bakteri Aeromonas hidrophyla  dalam menyerang dan menginfeksi racun pada ikan yaitu dengan mengikat reseptor glikoprotein spesifik pada permukaan sel eukariot sebelum masuk ke dalam lapisan lemak dan membentuk lubang. Racun aerolysin yang membentuk lubang melintas masuk ke dalam membran bakteri sebagai  suatu preprotoksin yang mengandung peptida. Racun tersebut dapat menyerang sel-sel epithelia dan  menyebabkan gastroenteristis (Lukistyowati dan Kurniasih, 2012).

Proses infeksi
infeksi bakteri patogen Aeromonas hydrophila  kedalam tubuh host adalah diawali dengan melekatnya bakteri pada permukaan kulit dengan memanfaatkan pili, flagela dan kait untuk bergerak dan melekat kuat pada lapisan terluar tubuh ikan yaitu sisik yang dilindungi oleh zat kitin. Selama proses berlangsung bakteri Aeromonas hydrophila  memproduksi enzim kitinase  yang berperan dalam mendegradasi lapisan kitin sehingga bakteri dapat dengan mudah masuk kedalam host. Selain memanfaatkan kitinase bakteri Aeromonas hydrophila  juga mengeluarkan enzim lainnya seperti lesitinase dalam upaya  masuk kedalam aliran darah (Mangunwardoyo et al., 2010).
Bakteri Aeromonas hidrophyla termasuk patogen oportunistik yang hampir selalu terdapat di air dan seringkali menimbulkan penyakit apabila ikan dalam kondisi yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophilla ditandai dengan adanya bercak merah pada ikan dan menimbulkan kerusakan pada kulit, insang dan organ dalam. Penyebaran penyakit bakterial pada ikan umumnya sangat cepat serta dapat menyebabkan kematian yang sangat tinggi pada ikan-ikan yang diserangnya. Gejala klinis yang timbul pada ikan yang terserang infeksi bakteri Aeromonas hidrophyla adalah gerakan ikan menjadi lamban, ikan cenderung diam di dasar akuarium; luka/borok pada daerah yang terinfeksi; perdarahan pada bagian pangkal sirip ekor dan sirip punggung, dan pada perut bagian bawah terlihat buncit dan terjadi pembengkakan. Ikan sebelum mati naik ke permukaan air dengan sikap berenang yang labil (Rahmaningsih, 2012).

Ciri-ciri ikan yang terinfeksi 
Indikasi-indikasi serangan bakteri terhadap berbagai strain ikan Gurami cukup beragam, baik ciri maupun waktunya. Serangan bakteri tersebut dicirikan oleh perubahan warna mata menjadi abu-abu dan terjadi  penonjolan  bola  mata  atau exophthalmia, luka memar yang bisa meliputi sekujur tubuh, warna tubuh menjadi pucat, dan sirip rusak, dengan waktu (hari) serangan yang bervariasi. Tanda-tanda yang paling peka terhadap serangan bakteri, ditandai     waktu      munculnya serangan umumnya sudah tampak pada hari pertama. Jenis yang paling tahan adalah strain Padang dengan indikasi serangan umumnya setelah dua hari. Hal ini sesuai dengan tingkat ketahanan hidupnya yang paling tinggi (8-10 hari). Indikasi kerusakan pada sirip tidak selalu muncul, dalam hal ini ikan yang tidak menunjukkan sisik atau sirip rusak (ta), boleh jadi ikan tersebut sudah terserang bakteri.
Pada ikan yang sehat irisan hati berwarna cerah serta sel-sel hepatosit   mengandung nukleus dan heterokromatin. Ikan yang terkena serangan A. hydrophila menunjukkan kondisi sel hati yang rusak karena mengalami infeksi, tetapi tidak mengeluarkan nanah (non purulent multifocal hepatitis). Kantung empedu dan sel hati mengalami peradangan atau infeksi (cholangiohepatitis), yang pada kondisi parah infeksi ini dapat mencapai jaringan parenkim hati. Ditemukan juga vakuola dan sel-sel darah karena terjadi pendarahan dalam (internal haemoragy). Kematian sel-sel  hati  (focal  nekrosis)  merupakan manifestasi yang umum terjadi pada ikan yang terserang  A. hydrophila. Intestin ikan Gurami yang terpapar A. hydrophila menunjukkan kondisi yang mengalami deplesi pada sel lamina intestin tersebut sehingga terkikis habis. Mukosa intestin juga mengalami kematian sel (nekrosis) yang disebabkan oleh degradasi enzimatik yang dikeluarkan oleh  A. hydrophila
Bakteri Aeromonas hydrophila tidak mampu tumbuh pada pH lebih rendah dari 4 atau lebih tinggi dari 10 (Hazen et al., 2011).

Ikan  Gurami  (Osphronemus gouramy) telah umum dibudidayakan dan menjadi andalan sebagai salah satu sumber protein hewani. Kawasan pengembangan budidaya ikan Gurami juga sudah terbentuk di beberapa daerah, seperti di Jawa Barat (Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Garut), Jawa Tengah (Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga), Walaupun ikan Gurami sudah lama dibudidayakan secara komersial namun masih menghadapi kendala dalam hal pertumbuhan yang lambat dan ketahanan hidup yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah serangan penyakit oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Selain  ikan,  berbagai  spesies Aeromonas juga dapat menyerang amfibi dan hewan reptil. Pada amfibi, bakteri ini dapat menyebabkan pendarahan dalam yang bisa berakibat fatal.  Pada manusia, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan, septisemia (keracunan darah), infeksi pada luka dan pembengkakan pada lambung dan usus yang disertai muntah dan diare atau gastroenteritis (Tanjung et al., 2011).
Bakteri Aeromonashydrophila diketahui sebagai patogen pada amfibi, reptil, ikan, siput, sapi dan, baru-baru ini, bakteri Aeromonas hydrophila  menyerang manusia. Beberapa kasus penyakit septicemias yang menyerang manusia yang dapat berakibat fatal yang disebabkan oleh bakteri A.hydrophila, tetapi penyakit tersebut menyerang pada manusia yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah dan terpapar oleh penyakit laiinya, misalnya leukemia. hanya A.hydrophila dilaporkan menyerang dan menjadi patogen pada manusia ketika terdapat luka dan kontak langsung dengan air dimana air tersebut mengandung strain bakteri A.hydrophila. Bakteri Aeromonas hydrophila menyebabakan kerugian yang besar dibidang perikanan, misalnya, pada tahun 1973, 37.500 ekor ikan mati selama dalam kurun waktu 13 hari dalam satu periode di Danau North Carolina (Hazen et al., 1978).
Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi baik pencegahan maupun pengobatan penyakit yang disebabkan bakteri  A. hydrophila  adalah dengan pemberian bahan-bahan kimia maupun pemberian antibiotik sintetis seperti tetracycline.   Pemberian bahan kimia ini memang dapat mencegah maupun mengobati penyakit pada ikan bila digunakan dengan dosis yang tepat, akan tetapi bila digunakan tidak terkontrol maka dapat menimbulkan  beberapa efek negatif. Residu antibiotik dapat mencemari lingkungan dan juga dapat dijumpai di tubuh ikan, sehingga ikan tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia .

Cara pengobatan
Salah satu alternatif dalam mengobati  penyakit bakterial pada ikan adalah menggunakan bahan-bahan alami yang mempunyai kemampuan anti bakteri antara lain ekstrak bawang putih untuk mengobati benih ikan lele yang terinfeksi A.hydrophilla; ekstrak air kunyit untuk mengobati Pseudomonas aeruginosa pada ikan gurame (Rahmaningsih, 2012).

           Vaksinasi merupakan suatu metode alternatif yang efektid dan efisien untuk mencegah penyakit yangn disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Vaksinasi dilakukan dengan merangsang kekebalan spesifik ikan terhadap penyakit tersebut. Metode vaksinasi tidak menimbulkan dampak negatif, baik pada ikan, lingkungan maupun konsumen. Tingkat perlindungan dari metode  vaksinasi terhadap serangan bakteri bakteri Aeromonas hydrophila tergantung pada jenis dan kualitas vaksin, cara vaksinasi, kondisi ikan dan lingkungan hiidupnya. Dari hasil penelitian pemberian vaksin dari debris sel Aeromonas hydrophila  pada ikan lele menunjukkan peningkatan produksi titer antibodi dimana dapat meningkatkan produksi antibodi ikan lele dumbo. Perlakuan vaksinasi, baik yang dibooster maupun yang tidak meningkatkan titer antibodi ikan lele setelah ikan divaksinasi (Mulia, 2012).
Upaya penanganan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh
A. hydrophila  adalah dengan menggunakan ektraks tumbuhan alami seperti ekstrak daun pepaya. Sebagai tanaman obat, pepaya (C. Papaya L) juga mengandung zat atau senyawa bioaktif yang  yang dapat meningkatkan  ketahanan dan tanggap kebal ikan. Zat aktif yang terdapat pada daun pepaya antara lain alkaloid, flavonoid, dan saponin, selain zat bioaktif daun pepaya juga memiliki kemampuan antagonis dalam melawan bakteri patogen sehingga mempunyai sifat imunostimulan. Semakin banyak kosentrasi ekstrak daun pepaya yang diberikan pada ikan seraca oral jumlah sel macrofagh pada ikan mas meningkat, dimana dosis pemberian ekstrak daun pepaya pada konsentrasi 65% (Sanoesi, 2008).

Kesimpulan
Secara singkat kesimpulan dari uraian diatas yaitu
Bakteri Aeromonas hydrophila termasuk bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, bersifat aerob dan fakultatif anaerob, tidak berspora, motil,  mempunyai satu flagel, hidup pada kisaran suhu 25-300C.
 mengakibatkan penyakit hemorhagi septicaemia pada ikan dan menyebabkan infeksi pada gastroenteristis, diare dan extra intestinal pada manusia.
Bakteri Aeromonas hydrophyla sangat mempengaruhi usaha budidaya ikan air tawar dengan tingkat kematian yang  tinggi (80 –
100 %) dalam waktu yang singkat (1 – 2 minggu).
penyebaran bakteri Aeromonas hydrophila melalui air, kotoran burung, saluran pencernaan hewan darat dan hewan amfibi serta reptil
bakteri Aeromonas hydrophila  banyak menyerang spesies ikan air tawar seperti, ikan mas, ikan gurami, ikan lele dan juga menyerang ikan air laut seperti ikan cod serta amfibi dan reptil. Selain ikan bakteri  ini juga menyerang manusia

Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi baik pencegahan maupun pengobatan penyakit yang disebabkan bakteri  A. hydrophila  adalah dengan pemberian bahan-bahan kimia maupun pemberian antibiotik sintetis seperti tetracycline), menggunakan bahan-bahan alami yang mempunyai kemampuan anti bakteri antara lain ekstrak bawang putih; ekstrak air kunyit, ekstrak daun pepaya dan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi     



0 komentar

Post a Comment